SUBSTANCE ABUSE/PENYALAHGUNAAN ZAT TINJAU

Orang penyalahgunaan zat-zat seperti alkohol, tembakau, dan obat lain untuk alasan bervariasi dan rumit, tetapi jelas bahwa masyarakat kita membayar biaya yang signifikan. Jumlah korban untuk penyalahgunaan ini dapat dilihat di rumah sakit dan bagian gawat darurat baik melalui kerusakan langsung terhadap kesehatan penyalahgunaan zat dan link untuk trauma fisik. Penjara dan penghitungan penjara sehari-hari hubungan yang kuat antara kejahatan dan ketergantungan obat dan penyalahgunaan. Meskipun penggunaan beberapa obat-obatan seperti kokain telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan obat lain seperti heroin dan "obat klub" telah meningkat.

    
Mencari pengobatan yang efektif untuk pencegahan dan penyalahgunaan zat telah sulit. Melalui penelitian, kita sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik dari perilaku ini. Penelitian telah menegaskan bahwa obat pendidikan dan pencegahan ditujukan pada anak dan remaja menawarkan kesempatan terbaik untuk mengekang penyalahgunaan nasional.
    
The 2010 Survey Rumah Tangga Nasional on Drug Abuse memperkirakan jumlah pengguna obat terlarang di Amerika Serikat untuk menjadi lebih dari 22 juta. Statistik lainnya dari survei ini termasuk yang hampir 7% orang Amerika lebih dari 12 tahun adalah peminum pesta dan hampir 70 juta orang Amerika merokok. Penelitian lain menunjukkan bahwa sekitar 22 juta orang lebih dari 12 tahun di Amerika Serikat memiliki inhalansia disalahgunakan dan tiga-perempat juta inhalansia penggunaan untuk pertama kalinya setiap tahun.
Zat disalahgunakan menghasilkan beberapa bentuk keracunan yang mengubah penilaian, persepsi, perhatian, atau kontrol fisik.
Banyak zat dapat membawa pada efek penarikan yang disebabkan oleh penghentian atau pengurangan jumlah zat yang digunakan. Penarikan dapat berkisar dari kecemasan ringan sampai kejang dan halusinasi. Overdosis obat juga dapat menyebabkan kematian.
Hampir semua obat ini juga dapat menghasilkan fenomena yang dikenal sebagai toleransi, di mana seseorang harus menggunakan jumlah yang lebih besar obat untuk menghasilkan tingkat yang sama keracunan. Obat yang biasa disalahgunakan meliputi:

    
Inhalansia: Kelompok ini mencakup zat pelarut yang memancarkan uap, menyebabkan keracunan ketika menghirup (inhalasi). Individu yang inhalansia penyalahgunaan sengaja menghirup uap, baik langsung dari wadah, dari tas yang seperti zat dalam, atau dari kain direndam dengan substansi dan kemudian ditempatkan di atas mulut atau hidung. Keracunan inhalansia terjadi dengan cepat dan tidak berlangsung lama.
        
Penyalahgunaan inhalansia juga disebut "terengah." Sekitar 58% dari pengguna inhalansia laporan pertama menggunakannya pada akhir kelas sembilan. Remaja yang mulai menggunakan inhalansia sebelum usia 15 tahun naik sampai enam kali lebih mungkin dibandingkan mereka yang sudah mulai lambat untuk mengembangkan ketergantungan pada bahan tersebut.
        
Gejala keracunan inhalansia sangat mirip dengan yang terlihat dengan intoksikasi dengan alkohol, termasuk pusing, kecanggungan, bicara cadel, kegembiraan, kelelahan, memperlambat refleks, berpikir dan gerakan, gemetar, pandangan kabur, stupor atau koma, dan / atau kelemahan. Hal ini juga dapat menyebabkan luka bakar kimia dan suhu, serta gejala penarikan, penyakit mental kronis, dan bahkan kematian mendadak.
        
Kerusakan jangka panjang yang terkait dengan penggunaan inhalansia mencakup kerusakan otak dan saraf serta jantung, hati, atau gagal ginjal
        
Tembakau: Orang menyebutkan banyak alasan untuk menggunakan tembakau, termasuk kesenangan, meningkatkan kinerja dan kewaspadaan, menghilangkan depresi, membatasi kelaparan, dan pengendalian berat badan.
            
Substansi addicting utama dalam rokok adalah nikotin. Tapi asap rokok mengandung ribuan bahan kimia lain yang juga merusak kesehatan baik untuk perokok dan orang di sekitar mereka. Bahaya tersebut antara lain penyakit jantung, kanker paru-paru dan emfisema, penyakit ulkus peptikum, dan stroke. Penarikan gejala merokok termasuk kecemasan, kelaparan, gangguan tidur, dan depresi.
            
Merokok bertanggung jawab untuk hampir setengah juta kematian setiap tahun. Penggunaan tembakau merugikan negara ini sekitar $ 100 miliar per tahun, terutama pada biaya kesehatan langsung dan tidak langsung perawatan.
        
Alkohol: Walaupun banyak orang minum sebagai "menjemputku," alkohol justru menekan otak. Alkohol mengurangi hambatan Anda, ucapan penghinaan, dan mengurangi kontrol otot dan koordinasi, dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan alkoholisme.
            
Penarikan dari alkohol dapat menyebabkan kecemasan, denyut jantung tidak teratur, tremor, kejang, dan halusinasi. Dalam bentuk yang beresiko, penarikan dikombinasikan dengan kekurangan gizi dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang disebut delirium tremens (DTS). Penyalahgunaan alkohol adalah penyebab paling umum dari gagal hati di AS Obat dapat menyebabkan pembesaran jantung dan kanker kerongkongan, pankreas, dan perut.
            
Selain efek langsung kesehatan, pejabat mengasosiasikan penyalahgunaan alkohol dengan hampir separuh dari seluruh kendaraan bermotor kecelakaan fatal. Pada tahun 1992, biaya ekonomi total dari penyalahgunaan alkohol diperkirakan sebesar US $ 150 miliar.
        
Marijuana (juga dikenal sebagai rumput, pot, gulma, ramuan): Marijuana, yang berasal dari Cannabis sativa tanaman, adalah obat ilegal yang paling umum digunakan di Amerika Serikat. Bahan aktif di pabrik, delta-9-tetrahydrocannabinol (THC), terkait dengan keracunan. Marijuana resin, yang disebut ganja, mengandung konsentrasi lebih tinggi dari THC.
            
Obat ini biasanya merokok, tetapi juga bisa dimakan. Asapnya mengganggu paru-paru Anda lebih dan mengandung lebih banyak bahan kimia penyebab kanker dari asap tembakau. Efek umum penggunaan ganja termasuk kesenangan, relaksasi, dan koordinasi gangguan dan memori.
            
Seringkali obat pertama orang menggunakan ilegal, ganja dikaitkan dengan peningkatan risiko maju untuk penggunaan obat yang lebih kuat dan berbahaya seperti kokain dan heroin. Risiko untuk maju ke penggunaan kokain adalah 104 kali lebih tinggi jika Anda telah mengisap ganja setidaknya sekali dibandingkan jika Anda tidak pernah merokok ganja.
        
Kokain (juga dikenal sebagai crack, coke, salju, batu): Pada tahun 2010, sekitar 1,5 juta orang selama 12 tahun usia kokain disalahgunakan di Amerika Serikat.
            
Berasal dari tanaman koka dari Amerika Selatan, kokain dapat dihisap, disuntikkan, mendengus, atau tertelan. Intensitas dan durasi efek obat tergantung pada bagaimana Anda menerimanya. Efek yang diinginkan termasuk kesenangan dan kewaspadaan meningkat.
            
Efek jangka pendek juga termasuk paranoia, penyempitan pembuluh darah yang menuju ke kerusakan jantung atau stroke, denyut jantung tidak teratur, dan kematian. Depresi berat dan energi berkurang sering menyertai penarikan. Keduanya menggunakan pendek dan jangka panjang kokain telah dikaitkan dengan kerusakan pada jantung, otak, paru-paru, dan ginjal.
        
Heroin (juga dikenal sebagai pukulan, kuda): Sebuah Rumah Tangga 2010 Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba menunjukkan bahwa usia rata-rata ketika Amerika menggunakan obat ini untuk pertama kalinya sekitar 21 tahun, termasuk 140.000 yang melaporkan menggunakannya untuk pertama kalinya dalam tahun sebelum waktu survei itu diambil.
            
Efek keracunan heroin termasuk mengantuk, kesenangan, dan memperlambat pernapasan. Penarikan dapat intens dan dapat meliputi muntah, kram perut, diare, kebingungan, nyeri, dan berkeringat.
            
Overdosis dapat menyebabkan kematian dari pernapasan menurun. Karena heroin biasanya disuntikkan, sering kali dengan jarum kotor, penggunaan obat dapat memicu komplikasi kesehatan lainnya termasuk kerusakan katup jantung Anda, HIV / AIDS, infeksi, tetanus, dan botulisme.
        
Metamfetamin (juga dikenal sebagai meth, engkol, es, kecepatan, kristal): Penggunaan obat ini juga telah meningkat, terutama di Barat. Methamphetamine adalah stimulan yang kuat yang meningkatkan kewaspadaan, mengurangi nafsu makan, dan memberikan sensasi kenikmatan.
            
Obat dapat disuntikkan, mendengus, merokok, atau dimakan. Ini saham banyak efek beracun sama dengan kokain - serangan jantung, tekanan darah sangat tinggi, dan stroke.
            
Penarikan sering menyebabkan depresi, kram perut, dan meningkatkan nafsu makan. Lain efek jangka panjang termasuk paranoia, halusinasi, penurunan berat badan, kerusakan gigi, dan kerusakan jantung.
        
Anabolic steroid:
            
Jenis obat-obatan termasuk testosteron, yang merupakan hormon pria alami. Ini juga termasuk beberapa bentuk sintetis lainnya testosteron. Steroid sering disalahgunakan oleh binaragawan atau atlet lainnya untuk meningkatkan massa otot atau meningkatkan kinerja.
            
Jenis zat tampaknya dikaitkan dengan sejumlah efek kesehatan mental, seperti ketergantungan pada masalah substansi, mood, dan mengembangkan jenis lain dari penyalahgunaan narkoba.
        
Obat Klub: Adegan klub dan rave party telah dipopulerkan berbagai macam obat lain. Banyak anak muda percaya obat ini tidak berbahaya atau bahkan sehat. Berikut ini adalah obat klub paling populer:
            
Ekstasi (juga disebut MDMA, Adam, STP): Ini adalah stimulan dan halusinogen digunakan untuk meningkatkan mood dan untuk menjaga energi, sering untuk sepanjang malam pesta dansa. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada kemampuan otak untuk mengatur tidur, sakit, memori, dan emosi.
            
GHB (juga disebut XTC Cair, G, biru nitro): Setelah dijual di toko makanan sehat, efek GHB yang terkait dengan dosis. Efek berkisar dari relaksasi ringan sampai koma atau kematian. GHB sering digunakan sebagai obat date-rape karena berasa, tidak berwarna, dan bertindak sebagai obat penenang yang kuat.
            
Rohypnol (juga disebut roofies, roche): Ini adalah obat penenang yang telah digunakan sebagai obat date-rape. Efek termasuk tekanan darah rendah, pusing, kram perut, kebingungan, dan memori terganggu.
            
Ketamine (juga disebut K Khusus, K): Ini adalah obat bius yang dapat diambil secara oral atau disuntikkan. Ketamine (Ketalar) dapat merusak memori dan perhatian. Dosis tinggi dapat menyebabkan amnesia, paranoia dan halusinasi, depresi, dan kesulitan bernapas.
            
LSD (asam juga disebut, microdot) dan jamur (juga disebut shrooms, jamur ajaib, peyote, kancing): Populer pada tahun 1960, LSD telah dihidupkan kembali dalam adegan klub. LSD dan jamur halusinogen dapat menyebabkan halusinasi, mati rasa, mual, dan detak jantung meningkat. Efek jangka panjang termasuk yang tidak diinginkan "kilas balik" dan psikosis (halusinasi, delusi, paranoia, dan gangguan suasana hati).
            
PCP (juga dikenal sebagai debu malaikat, babi, perahu cinta): PCP adalah obat bius kuat digunakan dalam kedokteran hewan. Efeknya mirip dengan ketamin tetapi sering lebih kuat. Efek bius begitu kuat bahwa Anda dapat mematahkan lengan Anda tetapi tidak merasa sakit ketika berada di bawah pengaruhnya. Biasanya, tembakau atau ganja rokok dicelupkan ke PCP kemudian dihisap.

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya.

Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.

Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.

Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.

ZAT KIMIA

Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).

Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).

NIKOTIN

Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.

TIMAH HITAM (Pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!

GAS KARBONMONOKSIDA (CO)

Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!

TAR

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

DAMPAK PARU-PARU


Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.

Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

DAMPAK TERHADAP JANTUNG

Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.

Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

PENYAKIT JANTUNG KORONER


Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.

Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.

Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.

PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

PENYAKIT (STROKE)


Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.

Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.

KEBIASAAN MEROKOK

Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.

Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.

Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.

GERBANG NARKOBA
Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.

Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.

Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.

Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.

Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.

Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.

GANGGU KESEHATAN JIWA

Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.

Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).

Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.

Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).

Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.

Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.

Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.


Oleh: Fahrin Malau. Hamil di luar nikah masih banyak terjadi. Kasus pembuangan bayi yang diduga praktek aborsi, merupakan cermin dari penyimpangan reproduksi dan seks. Sayangnya, berapa banyak kasus hamil di luar nikah dan praktek aborsi? Tidak ada angka yang pasti. Kasus hamil di luar nikah dan aborsi, merupakan aib yang harus disembunyikan. Hal ini, masih banyak dilakukan masyarakat.
Perkembangan teknologi, salah satu pemicu penyimpang seks. Kita lihat, anak remaja terpapar informasi teknologi. Ketika warnet berkembang di dalam teknologi, terdapat informasi pornografi. Remaja dapat dengan mudah mengakses situs pornografi. Untuk merendam penyiaran pornografi, pemerintah mengambil kebijakan setiap warnet tidak dibenarkan menampilkan situs pornografi. Sekarang dengan perkembangan teknologi remaja mengakses pornografi tidak lagi di warnet tapi di handphone. Remaja mengakses pornografi melihat kehidupan yang normal dan itu menjadi tren.

Dulu orangtua mengkhawatirkan anak remaja tentang pornografi. Kondisinya sekarang kesempatan untuk mengakses pornografi tidak saja anak remaja, juga anak-anak mulai SD sampai SMP.

"Saya punya klien yang mengakses pornografi yang dimulai sejak SMP dan itu tidak pernah terpikir oleh kita," ungkap Psikologi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Utara, Rahmadani Hidayatin, Psi.

Satu sisi, aktifitas remaja sudah lebih terbuka berinteraksi di luar rumah dan sekolah. Tran prilaku sudah mulai mengiring mereka kepada seksual menjadi tidak sehat. Misalnya dalam hal berpacaran. Dahulu orang berpacaran setelah tamat SMA. Lalu mundur menjadi SMA. Terus mundur menjadi SMP. Sekarang ada anak-anak masih SD sudah berpacaran. Secara psikologi terjadi percepatan perkembangan ketertarikan pada lawan jenis dan perkembangan seksualitas lebih cepat.

Beberapa kasus di PKBI Sumut, pada bulan September dan Oktober yang datang anak remaja status SMP dalam keadaan sudah hamil di luar nikah akibat pacaran. Ini membuktikan aktifitas seksual tidak dibarengi informasi tentang seks secara benar. Minimnya pengetahuan mereka tentang seks, orangtua baru mengetahui keadaan anak kondisi hamil. Kondisi itu yang selalu terjadi. Banyak orangtua yang tidak terima setelah mengetahui anak sudah hamil.

Kenyataannya, ketika akan remaja hamil mereka cenderung tidak berani bercerita pada orangtau dan kehamilan berlanjut. Kalau mereka menceritakan kehamilan kepada orangtua, respon yang didapat orangtua panik dan menyalahkan anak. Orangtua jangan memperparah keadaan, justru membantu. Kita paham tidak ada orangtua ingin anaknya bermasalah. Orangtua tidak cukup memberikan fasilitas materi yang diinginkan anak. Orangtua memberikan akses informasi psikologi, persoalan sosial. Apalagi masa remaja masa transisi. Interaksi lingkungan sangat kuat, disitu orangtua berperan karena masa fase kritis.

Persoalan hamil di luar nikah berdampak luas. Bagaimana orangtua apakah dapat menerima atau tidak. Kalau orangtua tidak bisa menyelesaikan persoalan, langkah yang dilakukan anak dibuang atau diusir dari rumah. Ketika anak dibuang pertama anak nekat menggugurkan kandungan karena dianggap menjadi persoalan. Kedua anak meneruskan kandungan. Dengan keterbatasan keterampilan, anak butuh kehidupan dan akhirnya terjebak ke dunia prostitusi. Memang tidak semua kasus perempuan melacurkan diri karena kasus halil di luar nikah, bisa faktor lain. Prostitusi, buat remaja, pekerjaan yang paling mudah untuk melanjutkan kehidupan.

Padahal ketika anak mengalami pertumbuhan seksual, orangtua dimana? Apakah orangtua telah memberikan nilai-nilai dan informasi seputar reproduksi dan seksual dengan benar. "Anak hamil di luar nikah tidak bisa disalahkan. Mereka hamil dalam keadaan tidak tahu. Pengetahuan mereka tentang proses kehamilan tidak ada. Mereka tidak tahu perubahan yang mereka alami. Hamil dalam usia dini sangat berpengaruh pada psikologi dan beresiko pada kesehatan. Bayangkan anak kelas tiga SMP hamil tidak bisa digugurkan. Anak berhadapan pada kesehatan fisik dan mentalnya. Usia muda harus mengurus kehamilan yang mereka sendiri tidak siap," ungkapnya.

Moral

Pencegahan tidak terjadi penyimpangan seks, harus dilakukan sejak dini. Kita bicara saat awal, bagaimana pencegahan dengan menyampaikan informasi kepada mereka. Kalau wadah keluarga sebagai pusat informasi bisa dilakukan orangtua. Sayangnya masih ada orangtua yang menganggap tabu bicara reproduksi atau orangtua tidak paham bagaimana menjelaskan.

Orangtua punya peran sangat penting dalam membenteng anaknya dari penyimpangan seks. Masalahnya bagaimana kemampuan orangtua menjelaskan kepada anak. Jangan sampai anak belajar di luar dan tidak punya filter. Ketika belajar di luar, keluarga bisa membantu menyaring informasi yang di dapat di luar.

Sekolah alternatif kedua dengan mengembangkan edukasi dan memasukkkan kesehatan reproduksi dalam kurikulum pendidikan. Itu salah satu mengembangkan program yang teredukater.

"Saya melihat program pemerintah tidak serius dalam melakukan pencegahan penyimpangan seks. Seharusnya, pemerintah punya program yang dapat memberikan edukasi pada mereka. Kalau ada program hanya sekadar program, tapi tidak melibatkan remaja itu sendiri dalam melaksanakan program . Program tidak hanya dilakukan orang dewasa ke remaja, tapi antar anak remaja dengan remaja. Peran orang dewasa hanya pelatih, konsultan ketika mereka tidak bisa menyelsaikan masalah. Orang dewasa, instansi pemerintah hanya sebagai wadah konsultasi, pusat informasi.

Membangun lingkungan kondusip pemerintah bisa mengambil peran seperti puskesmen, institusi sampai kepling untuk membangun program pempinaan remaja di lingkungan masing-masing. Lingkungan lebih dekat dengan warganya. PKK bisa mengambil perannya. Harus dibuat program secara koprehensif. Pertanyaannya sekarang apakah instansi punya program. Kalau ada tidak kelihatan. Dalam program kesehatan reproduksi remaja. Dinkes kerjanya sendiri, begitu juga dengan BKKBN. Padahal Dinkes dan BKKBN bisa saling bekerjsama dengan melibatkan instansi lain dan masyarakat secara bersama.

Kematian Perempuan

Kematian perempuan, salah satu penyebab dari kehamilan tidak diinginkan atau aborsi yang tidak aman cukup tinggi. Tidak ada data yang ril berapa banyak perempuan korban aborsi tidak aman. Kebanyakan datang ke rumah sakit sudah infeksi, pendarahan. Tidak menutup kemungkinan infensi dan pendarahan disebabkan mencoba melakukan aborsi tidak aman.

Berdasarkan data WHO ada 11 persen pada perempuan melakukan aborsi tidak aman. Ketika bicara aborsi negara menilai negatif. Harusnya bagaimana untuk mengetahui sebab kematian aborsi, berapa banyakpenyebabnya. Bila diketahui penyebab dapat melakukan antisipasi hal-hal kehamilan tidak diinginkan.

Undang-undang secara tegas mengatakan, tidak boleh melakukan aborsi. Kehamilan harus diteruskan. Kecuali apabila ada indikasi medis yakni kehamilan menganggu kesehatan ibu dan bayi dan kasus pemerkosaan tidak lebih dari enam minggu masih dapat dilakukan aborsi. Pada kasus pemerkosaan sangat tidak mungkin dilakukan aborsi. untuk menentukan apakah betul kasus pemerkosaan, ada mekanisme hukum yang mengatur. Proses ini membutuhkan waktu delapan minggu. Artinya tidak bisa dilakukan aborsi.

"Saya setuju, aborsi bukan langkah menyesaikan masalah. Setidaknya aborsi pada kasus tertentu dapat menyelesaikan masalah," terangnya.

Kasus perempuan mati melahirkan, ada empat kategori, yakni terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu kering dan terlalu rapat. Terlalu muda beresiko kematian. Bila dipaksanakan melahirkan juga resiko kematian jika tidak mendapatkan penangan yang baik. Secara psikologi, anak tidak siap melahirkan dan mengurus anak. Pencegahan secara promosi dan informasi, harus lebih ditingkatkan ditingkatkan.
 
 
0digg
Kehamilan Tak Diharapkan (KTD) dan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS akibat hubungan seks bebas pranikah remaja dapat merubah dan menghancurkan masa depan remaja perempuan maupun laki-laki secara drastis.
Kehamilan Tak Diharapkan (KTD) dari Akibatnya
Remaja bisa bilang kalau seks bebas atau seks pra-nikah itu enak untuk dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami, ataupun merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari seks pra nikah atau seks bebas itu adalah kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas "kenikmatan" masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja, lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan oleh remaja jika mengalami KTD:
1.      mempertahankan kehamilan atau,
2.      mengakhiri kehamilan (aborsi).
Semua tindakan tersebut dapat membawa risiko baik fisik, psikis maupun sosial.
1.      Bila kehamilan dipertahankan
  • Resiko Fisik. Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, bahkan bisa sampai pada kematian.
  • Resiko Psikis atau Psikologis. Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan, akan sangat dibebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti dihantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik, maka perasaan-perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah.
  • Resiko Sosial. Salah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah. Hingga saat ini masih banyak sekolah yang tidak mentolerir siswi yang hamil. Risiko sosial lain: menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati, dan terkena cap buruk karena melahirkan anak "di luar nikah". Kenyataannya di Indonesia, kelahiran anak di luar nikah masih sering menjadi beban orang tua maupun anak yang lahir.
  • Resiko Ekonomi. Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar

2.      Bila kehamilan diakhiri (aborsi)
Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan (aborsi) bila hamil. Aborsi bisa dilakukan secara aman, bila dilakukan oleb dokter ataupun bidan berpengalaman. Sebaliknya, aborsi tidak aman bila dilakukan oleh dukun ataupun dengan cara-cara yang tidak benar atau tidak lazim. Aborsi bisa mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis, dan sosial, terutama bila dilakukan dengan cara tidak aman.
  • Resiko Fisik. Pendarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa mengakibatjan komplikasi juga bisa mengakibatkan kemandulan. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu kematian.
  • Resiko Psikis. Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga seringkali kehilangan kepercayaan diri atau "engga pede lagi".
  • Resiko Sosial. Ketergantungan pada pasangan seringkali menjadi lebih besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, perna mengalami KTD dan aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih sukar menolak ajakan seksual pasangannya. Risiko lain adalah pendidikan terputus dan masa depan terganggu.
  • Resiko Ekonomi. Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya menjadi semakin tinggi.

Penyakit Atau Infeksi Menular Seksual (PMS/IMS)

Apakah IMS?
Infeksi Menular Seksual adalah infeksi yang biasanya disebabkan oleh hubungan seksual dengan orang yang sudah terjangkit salah satu PMS. PMS dapat menular melalui cairan tubuh yaitu: cairan vagina, cairan sperma, dan cairan darah.

Siapa yang berisiko terkena IMS?
Setiap orang bisa tertular IMS. Orang yang paling berisiko terkena IMS adalah orang yang suka berganti pasangan seksual dan orang yang walaupun setia pada satu pasangan namun pasangan tersebut suka berganti-ganti pasangan seksual. Kebanyakan yang terkena IMS berusia 15 - 29 tahun, tapi ada pula bayi yang lahir membawa IMS karena tertular dari ibunya.
Bahaya IMS?
  • Membuat mandul
  • Menyebabkan keguguran
  • Menimbulkan penyakit kanker leher rahim merusak penglihatan, otak dan hati
  • Bisa ditularkan kepada bayi
  • Lebih mudah tertular HIV/AIDS
  • Bisa menyebabkan kematian

Mitos Sekitar PMS/IMS
Mitos adalah cerita yang belum tentu benar tetapi berkembang luas di masyarakat. Beberapa mitos dan fakta mengenai IMS dan HIV/AIDS perlu diketahui oleh remaja.
Mitos
  • Orang yang mengidap IMS bisa terlibat dari penampilan luar
  • IMS bisa dicegah dengan minum alkohol atau membersihkan alat kelamin dengan alkohol
  • Minum obat (atau suntik) antibiotika seperti supertetra, dll. sebelum dan sesudah berhubungan seks dapat mencegah IMS
  • IMS dapat dicegah dengan mencuci alat kelamin (dengan sabun, alkohol, air soda, betadine)
  • IMS bisa diobati dengan melakukan hubungan seks dengan perawan
Fakta
  • Banyak IMS termasuk HIV tidak tampak dari luar walaupun virusnya sudah ada dalam tubuh dan ditularkan kepada orang lain
  • Minuman alkohol dari segala merek tidak bisa mencegah atau membunuh virus IMS
  • IMS hanya bisa diobati dengan antibiotika yang khusus untuk Jenis tersebut. Penggunaan antibiotika tanpa aturan akan menyebabkan tubuh menjadi kebal terhadap antibiotika dan IMS semakin sulit disembuhkan
  • Tidak ada sabun atau disinfektan yang bisa mencegah IMS. Sebaliknya sering mencuci vagina dengan sabun dan disinfektan akan mengurangi kadar keasaman vagina. Selain itu alat kelamin justru bisa luka.
  • Orang Yang sudah terkena IMS tidak akan sembuh tanpa diobati tanpa antibiotika dan hanya akan menularkan penyakitnya pada pasangannya sekalipun ia perawan
Apa akibatnya kalau PMS tidak diobati atau diobati secara salah?
a.       Kemandulan pada laki-laki maupun perempuan
b.      Kanker leber rahim pada perempuan
c.       Kehamilan di luar kandungan
d.      Infeksi menyeluruh
e.       Nyeri di perut bawah akibat infeksi saluran reproduksi (ISR) bagian dalam atau radang panggul
f.       Bayi lahir dengan cacat bawaan, lahir terlalu dini, lahir dengan berat badan rendah atau lahir sudah terinfeksi PMS
g.      Besar peluangnya terkena Infeksi HIV

Tips Pengobatan IMS
a.       Jangan melakukan pengobatan sendiri dan jangan sekali-kali minum obat tanpa konsultasi dengan dokter. Minum obat sesuai aturan dan sampai habis.
b.      Kembali kontrol bila diminta oleh dokter atau bila belum sembuh setelah pengobatan
c.       Kemukakan dengan terus terang apa yang terjadi kepada dokter karena itu mempermudah pengobatan
d.      Sebaiknya datang bersama pasangan untuk diperiksa bersama
e.       Hindari hubungan seks selama sakit
f.       Selalu gunakan kondom untuk cegah penularan


Sumber: http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/detail/115